Tebing Tinggi, JournalisNEWS.com – Pengerjaan pembangunan saluran drainase yang berlokasi di Jalan LKMD 1, Lingkungan IV, Kelurahan Karya Jaya, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara diduga proyek “siluman” alias tidak jelas.
Karena faktanya di lokasi pengerjaan proyek saluran drainase tersebut tidak ada ditemukan papan plang nama proyek, hal diketahui saat awak media melintas di lokasi pengerjaan saluran drainase. Rabu (11/12/2024).
Seharusnya, sebelum dan saat dimulainya pekerjaan, rekanan wajib memasang papan plang informasi proyek agar pengawas lapangan dari instansi terkait dan juga seluruh masyarakat mengetahui dan bisa memonitoring pekerjaan tersebut. Pekerjaan proyek pembangunan saluran drainase mulai disorot warga setempat maupun warga yang melintas dari lokasi pembangunan.
Menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, pekerjaan proyek yang sudah berjalan kurang lebih dua minggu proyek tersebut, tanpa adanya plang informasi publik. “Hal inilah yang menjadi sorotan bahwa pekerjaan drainase ini dinilai proyek siluman, karena sama sekali tidak adanya terpasang papan nama informasi proyek saat melaksanakan kegiatan pekerjaan,” ungkapnya.
Ketika di lokasi pekerjaan drainase awak media JournalisNEWS.com bersama tim mendatangi kepala tukang yang dipercaya untuk mengawasi pekerja oleh mandornya. Awak media lalu bertanya kepada kepala tukang, tentang siapa pengawasnya atau pemborong proyek. “Kepala tukang baru aja pergi ke Kampung Keling melihat proyek disana mandornya,”ujarnya. Ketika ditanya siapa yang bisa dijumpai disini, kepala tukang menjawab, bahwa dirinyalah yang dipercaya sama mandor untuk mengawasi pekerjaan tersebut.
Lalu awak media mempertanyakan tentang papan plang proyek, kenapa tidak dipasang sedangkan pekerjaan sudah berjalan lebih kurang dua minggu, sudah dibuat papan plang proyeknya, tapi masih diletakkan di gudang, jawab kepala tukang.
Seperti yang diketahui modus pekerjaan proyek tanpa menggunakan papan nama adalah indikasinya sebagai salah satu trik dugaan untuk membohongi masyarakat agar tidak termonitoring besar anggarannya dan sumber anggaran darimana.
Jika merujuk pada Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 dan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan Nomor 70 Tahun 2012, dimana mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai oleh negara wajib memasang papan nama proyek. dimana memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta volume dan jangka waktu atau lama pekerjaan.
Pada Kamis (12/12/2024) awak media mendatangi kembali ke lokasi pekerjaan proyek pukul 14.15 Wib setibanya di lokasi pekerjaan sudah terpasang papan informasi proyek tersebut. Nama pekerjaan pemeliharaan Rutin saluran drainase dan gorong gorong se Kota Tebing Tinggi DHI rehabilitasi saluran drainase jalan LKMD 1 Kelurahan Karya Jaya, lokasi Kota Tebing Tinggi, nilai kontrak Rp198.335.829.49 sumber dana P.APBD T.A 2024, waktu pelaksanaan 45 hari.
Di hari yang sama, warga yang bertempat tinggal di jalan LKMD 1 bernama Sari usia 62 tahun mengatakan kepada media JournalisNEWS.com, pekerjaan saluran drainase dan gorong gorong kalau kita lihat ada penyimpangan publik, dari papan informasi publik disitu tidak ada nama kontrak yang tertulis volume, bagaimana warga masyarakat mengetahui pekerjaan ini, panjang berapa meter, kedalaman berapa cm, lebar berapa cm dan juga waktu pelaksanaan pekerjaan tidak tertulis, disini pekerjaan saluran drainase dan gorong gorong terkesan amburadul.
Pekerjaan saluran drainase tersebut, dengan campuran semen dan pasir tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) saya tanya sama kepala tukang, untuk campuran semen dan pasir di kali berapa bang, kepala tukang menjawab, tiga sak semen enam angkong pasir, yang saya lihat langsung di lokasi kerja tiga sak semen sembilan angkong pasir. Hampir selesai pekerjaan saluran drainase warga mulai komplain tentang titi beton yang di depan rumah, dulu saya buat titi beton campuran semen satu sak dua angkong pasir, besi untuk pengikat titi lebih banyak, dan lebih tebal titi beton seimbang dengan halaman saya. Setelah diganti titi beton itu tidak sesuai tinggi dan ketebalannya, dan juga dengan campuran semen dan pasir, besi untuk pengikat terlalu sedikit untuk penahan titi beton tersebut, saya meminta untuk mengulangi pekerjaan titi beton dengan ketebalan yang seimbang seperti titi beton yang saya bangun dulu, tutup Sari. (Tamsi/Tim)