Pakpak Bharat, JournalisNEWS.com – Kepala Desa Salak I Oppong Banurea Dan Camat Salak Herlita Banuarea, SE., MAP di Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara menutup acara pelatihan kerajinan membayu/menganyam. Selasa (19/11/2024).
Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa dengan mengembangkan keterampilan kewirausahaan yang berbasis pada produk lokal, terutama kerajinan membayu / menganyam, yang akan menjadi salah satu komoditas unggulan di Pakpak Bharat, Sumatera Utara. Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh sekitar 10 yang terdiri dari kaum perempuan masyarakat setempat, baik yang sudah mahir maupun yang baru berencana memulai belajar dalam hal membayu/menganyam.
Melalui pelatihan ini, peserta diajarkan berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola usaha berbasis kerajinan membayu / menganyam, yang memiliki potensi ekonomi tinggi di pasar lokal maupun tradisional. Dengan narasumber pelatihan pengrajin membayu/menganyam.
Pelatihan ini menghadirkan seorang Narasumber pengrajin Bangkuang profesional asal Salak yang sudah berpengalaman dalam membayu / menganyam dan memasarkan berbagai produk anyaman sumpit. Dengan latar belakangnya yang mendalam dalam kerajinan sumpit, narasumber memberikan pemahaman tentang berbagai jenis daun pandan untuk di anyam yang dapat digunakan, teknik-teknik dasar anyaman, serta cara-cara untuk mengembangkan produk kerajinan sumpit yang bernilai jual tinggi untuk adat budaya Pakpak.
Anyaman / membayu dari daun pandan berduri, yang sudah menjadi bagian dari adat budaya dan ekonomi masyarakat pakpak diperkenalkan kepada peserta sebagai produk yang tidak hanya memiliki nilai estetika tetapi juga manfaat praktis dan ekologis. Narasumber juga menjelaskan potensi pasar yang luas untuk produk anyaman sumpit, baik di pasar domestik maupun tradisional, dan memberikan contoh produk-produk inovatif yang sudah berhasil dipasarkan.
Pelatihan ini terdiri dari materi teori dan praktik langsung, dengan fokus pada keterampilan teknis dalam pembuatan produk anyaman sumpit. Beberapa materi yang dibahas dalam pelatihan meliputi pengenalan jenis pandan dan teknik anyaman yaitu peserta diajarkan cara memilih daun pandan yang tepat untuk produk kerajinan serta teknik dasar anyaman sumpit yang dapat digunakan untuk berbagai macam produk, seperti keranjang, tas, tikar, hingga produk dekoratif dan fungsional lainnya.
Inovasi dan pengembangan produk anyaman sumpit yaitu narasumber memotivasi peserta untuk berpikir kreatif dalam mengembangkan produk anyaman sumpit dengan memperkenalkan desain-desain inovatif yang sesuai dengan tren pasar saat ini, seperti produk sumpit dengan sentuhan modern namun tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional.
Kepala desa salak I Oppong Banurea dalam acara penutupan kegiatan membayu tersebut juga mengatakan selagi suku Pakpak masih ada sumpit / kembal ini akan slalu dibutuhkan untuk pesta adat Pakpak baik itu kerja jahat ataupun merbayo dan pesta lainnya. Oppong Banurea kepala desa salak I juga berupaya mulai membudidayakan bibit bangkuang / pandan berduri adalah sebagai bahan baku anyaman / membayu sehingga kelak acara ini tetap bekerlanjutan pengrajin membayu / menganyam tidak kesulitan mendapatkan bahan baku.
Camat Salak Herlita Banuarea, SE., MAP dalam kata sambutan mengatakan kegiatan pengrajin membayu / menganyam ini sangat di apresiasi dan berkat acara ini bukan saja kaum tapi juga kaum muda juga harus belajar demi mempertahankan adat budaya dan kearifan lokal terkhusus suku Pakpak, Herlita Banurea, SE.,MAP Camat Salak berjanji akan mempromosikan hasil membayu ini melalui program program pameran antar kabupaten maupun dalam kegiatan kegiatan pameran nasional. (Rommel)