Medan, JournalisNews.com – Terungkapnya kasus dugaan calo Calon Siswa (Casis) Bintara pada pelaksanaan seleksi Bintara Polda Sumut oleh Polwan inisial LA mendapat sorotan dari praktisi hukum kota Medan dan pemerhati kebijakan publik, Eka Putra Zakran,SH,MH.
Sejatinya peristiwa cacat moral ini tidak perlu terjadi, mengingat bahwa seleksi Casis Bintara ini kan diproyeksikan untuk menjadi aparatur hukum pelayan dan pengayom masyarakat, makanya yang lulus seleksi wajib berintegritas tinggi. Kalau ada yang lulus lewat jalur percaloan atau perjokian, ini namanya merusak sistem.
“Bahkan bukan hanya sistem yang rusak, mental dan moralnya pun rusak. Betapa tidak, dari niat awal mau jadi Casis saja tidak lurus, bagaimana mungkin mau jadi pelayan dan pengayom masyarakat yang baik dan benar?”.
Seingat saya mekanisme atau prosedur seleksi polisi itu dilakukan secara transparan, bersih dan tanpa adanya permainan. Sebab seleksi itu biasanya melibatkab pengawas internal maupun eskternal.
“Jika ingin menghasilkan output atau lulusan yang berintegritas, maka jangan sampai ada permainan. Harapan masyarakat masih besar terhadap institusi kepolisian, jadi harus dijaga agar jauh dari persoalan percaloan atau perjokian seperti yang terungkap dilakukan oleh Birpka inisial LA dari Polrestabes Medan tersebut”.
Sukurlah, praktik tak bermoral tersebut terungkap, jadi integritas seleksi Casis Bintara masih berkualitas. Jika sempat lolos dari perhatian pengawas, tentu nilai lulusannya menjadi kacau.
Harapan kita, pelaku diproses hukum, jika benar melakukan percaloan dan perjokian harus dihukum dan dipecat agar menjadi peringatan keras (warning) kepada oknum yang lain. Dan, cukuplah peristiwa ini pertama dan terakhir.
Reporter,Abdul Halil