Medan, JournalisNEWS.com – Rencana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) RI yang akan merenovasi ruangan Menteri dan Staf Khusus Menteri dengan anggaran memakai sejumlah 6,5 Milyar mendapat sorotan dari Pengamat Hukum dan Sosial Sumut Eka Putra Zakran, SH, MH (EPZA).
Epza menilai bahwa Menteri Nadiem Makarim tidak peka terhadap kesulitan yang dihadapi organisasi dan lembaga penyelenggara pendidikan selama masa pandemi Covid-19 ini. Hal itu disampaikan EPZA pada Sabtu (11/9/2021) di Medan.
Kita paham bahwa Kemendikbud-Ristek memang telah menyiapkan anggaran 6,5 Milyar untuk merenovasi ruangan Menteri dan Staf Menteri berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2021 akan tetap untuk masa pandemi saat ini, renovasi itu tidak perlu dilakukan.
Memangnya ruangan sekelas Menteri Pendidikan itu ada atap atau asbesnya yang bocor?. Jawab tentu tidak kan?. Saya berkeyakinan bahwa ruangan Menteri Nadiem tersebut, sejuk dan empuk. Jadi kenapa bernafsu sekali ingin merenovasi ruangan, sementara banyak persoalan lain yang semestinya mendapat perhatian.
Semestinya Nadiem peka terhadap kesulitan masyarakat, bukan menunjukkan euforia membangun. Membangun kapan pun bisa, tapi setidaknya jangan pada saat pandemi seperti ini. Ayo bantu dong kesulitan masyarakat. Masyarakat selama pandemi ini pasti merasa sulit, stres dan pusing, anak didik tidak belajar tatap muka, tapi uang sekolah dan buku kan tetap harus dibayar. Kalau pun ada Bantuan Operasinoal Sekoalah (BOS) tentu itu saja tidak cukup.
Sepintas saya berpikir, kenapalah Menteri pendidikan ini lebih memikirkan renovasi ruangan dari pada mengatasi kesulitan rakyat ya?. Semestinya Nadim lebih peka terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi lembaga penyelengara pendidikan pada masa pandemi atau PPKM ini.
Hemat saya ruangan Menteri itu pasti masih bagus, jadi jangan kurang-kurangan terus dong, kesannya malah menjadi kelihatan tamak dan rakus. Sebab, kita masih dalam masa pandemi, jadi semuanya serba sulit. Nah, Menteri sejatinya memberi atau menawarkan solusi kepada rakyat, bukan nambah sakit hati.
Harapan kita sebaiknya anggaran 6,5 Milyar itu lebih diprioritaskan lah untuk keperluan-keperluan yang mendasar, urgensial dan/substansial. Atau setidak-tidaknya diprioritaskan untuk menambah dana bantuan operasinal sekolah. Dari pada untuk renovasi, ya lebih baik untuk tambahan BOS lah.
Katanya Nadiem ini Menteri kabinet dari undur kaum milenial, tapi kenapa tidak peka, harusnya lebih bijak, lebih cerdas dan peka terhadap masalah rakyat. Kalau masih berkutat pada persoalan merenovasi ruangan agar lebih dingin, lebih sejuk atau lebih empuk apanya yang milenial. Malah yang ada terkesan eforia atas jabatannya dan itu justru kelihatan sangat tidak berbudaya. Jika tak mampu memberi solusi, setidaknya jangan meambah penderitaan rakyat,”tutup EPZA yang merupakan Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Medan Periode 2014-2018. (Abd Halil)